INFEKSI MENULAR SEKSUAL




Infeksi menular seksual (IMS) atau dikenal sebagai penyakit menular seksual (PMS) adalah infeksi yang ditularkan dari orang ke orang melalui aktivitas seksual. Hubungan seks genital, anal, dan oral seluruhnya dapat menularkan infeksi ke orang lain.
1.      Gonorea
Peradangan genital akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae disebut gonorea.
            Walaupun gonorea lebih sering menyerang pria, penyakit ini juga dapat menyerang wanita. Letak utama infeksi adalah di uretra dan pada wanita, di serviks. Gejala sering kali tidak timbul, tetapi jika timbul biasanya meliputi keluarnya nanah dari penis atau vagina dan nyeri saat buang air kecil. Wanita juga mengalami nyeri perut bawah dan pendarahan vagina yang tidak teratur. Kadang, infeksi menyebar ke bagian tubuh lain, seperti sendi (melalui aliran darah). Jika penyakit ini tidak diobati, dapat tibul ketidaksuburan pada wanita.

2.      Uretritis non gonorea
Juga disebut uretritis non spesifik, IMS pria ini disebabkan oleh infeksi lain selain goborea.
            Uretritis non gonorea (NGU – Non-Gonococcal Urethritis) adalah salah satu IMS yang paling sering menyerang pria di seluruh dunia. Biasanya ciri-ciri penyakit meliputi peradangan uretra, dengan atau tanpa keluarnya nanah; peradangan dan bengkak di ujung penis; dan nyeri saat berkemih, khususnya saat urin paling pekat pertama kali di pagi hari. Pada sekitar separuh jumlah kasus, penyebab NGU adalah bakteri Chlamydia trachomatis; bakteri ini juga dapat menyerang wanita, menimbulkan infeksi klamidia. Penyebab lain NGU meliputi bakteri Ureaplasma urealyticum; protozoa Trichomonas vaginalis; jamur Candida albicans; virus kutil genital (HPV); dan virus herpes genital (virus herpes simpleks HSV1dan HSV2).

3.      Penyakit Radang Pelvis (PID)

Pada PID, saluran reproduksi wanita meradang, biasanya akibat IMS.
            PID (Pelvic Inflammatory Disease) adalah penyebab umum nyeri pelvis pada wanita usia muda; kemungkinan gejala lain adaah demam, menstruasi banyak atau lebih lama, dan nyeri saat berhubungan seks. Kadang kala tidak timbul gejala. Biasanya penyakit ini timbul akibat IMS seperti klamidia atau gonorea. Infeksi setelah melahirkan atau penghentian kehamilan juga bisa menjadi penyebab. Radang berawal dari vagina, kemudian menyebar ke uterus dan tuba falopii. Pada kasus berat, ovarium juga terinfeksi. Jika tidak ditangani, akan merusak tuba falopii, sehingga timbul ketidaksuburan dan meningkatknya risiko kehamilan ektopik.

4.      Sifilis
Infeksi bakteri organ genital, sifilis dapat menyerang pria maupun wanita.
            Terkenal mematikan dalam sejarah, sifilis telah menurun secara drastis semenjak antibiotik ada. Bakteri penyebabnya Treponema pallidum, masuk ke dalam tubuh melalui jalur genital dan menyerang organ reproduksi; menyebar ke berbagai bagian tubuh dan jika tidak diobati dapat menimbulkan kematian. Tanda pertama adalah luka yang sangat menular (chancre) pada penis atau vagina, disertai nodus limfa yang bengkak. Tahap kedua melibatkan ruam dan bercak serupa kutil pada kulit, dengan gejala mirip flu. Jika tidak diobati, penyakit ini akan berlanjut ke tahap akhir yang mengancam jiwa, ditandai dengan perubahan kepribadian, gangguan jiwa, dan kelainan sistem saraf. Sekarang, sifilis sudah jarang ditemukan.

5.      Infeksi Klamidia
Infeksi oleh bakteri Chlamydia Trachomatis menimbulkan infeksi klamidia pada wanita.

            Infeksi klamidia merupakan IMS yang sangat umum terjadi. Infeksi ini hanya menyerang wanita, walaupun bakteri yang sama juga menyebabkan uretrtis non-gonorea pada pria. Serangan oleh bakteri ini menimbulkan peradangan organ reproduksi, dan gejalanya meliputi keluarnya cairan dari vagina, sering ingin buang air kecil, nyeri perut bawah, dan nyeri saat berhubungan seks. Infeksi klamidia dapat menimbulkan penyakit radang pelvis, yang jika tidak ditangani, dapat menyebabkan ketidaksuburan. Sediaan pulasan dari serviks dapat memperlihatkan adanya bakteri tersebut.

MEIOSIS



Fertilisasi menandai dimulainya fase diploid pada hewan dan tumbuhan yang berkembang biak secara seksual. Stadium haploid dari siklus seksual dihasilkan dari proses pembelahan inti yang disebut miosis. Miosis berlangsung pada sel-sel miosit yang terdapat di dalam jaringan reproduksi pada suatu organisme. Seperti halnya dengan mitosis, miosis berlangsung setelah fase G1, S dan G2 dari interfase dan menentukan distribusi kromosom yang tepat ke dalam sel-sel anak. Berbeda dengan mitosis, sebab miosis mencakup dua siklus pembelahan berturut-turut dan menghasilkan 4 sel anak.
Pembelahan pertama dari miosis disebut pembelahan reduksi. Miosis pertama mengubah inti dari suatu miosit yang mengandung kromosom diploid menjadi inti haploid yang mengandung kromosom n. Jumlah kromosom direduksi jika pasangan kromosom homolog terpisah. Pembelahan kedua disebut equation devision atau miosis kedua. Miosis kedua mengubah dua hasil dari pembelahan miosis pertama menjadi 4 inti haploid.
Pembelahan miosis merupakan suatu bentuk pembelahan inti yang penting pada organisme yang berkembang biak secara seksual. Miosis berlangsung pada organisme eukariota yang mengandung jumlah kromosom diploid (2n).
A. Miosis Pertama
1.      Profase I
Profase pertama merupakan fase yang sangat kompleks dari miosis. Kromosom mulai memadat. Dalam suatu proses yang dinamakan sinapsis, kromosom homolog yang masing-masing tersusun dari dua kromatid saudara muncul secara bersamaaan sebagai suatu pasangan. Masing-masing pasangan kromosom terlihat sebagai suatu tetrad, yaitu kompleks kromosom dengan empat kromatid. Pada banyak tempat di sepanjang kromosom, kromatid kromosom homolog saling silang menyilang. Persilangan yang membantu mengikat kromosom agar tetap bersama ini dinamakan kiasmata (tunggal, kiasma). Semenetara itu komponen seluler lainnya mempersiapkan pemebelahan inti dengan cara yang mirip mitosis. Sentrosom bergerak saling menjauh dan gelendong mikrotubula terbentuk di antaranya. Secara terinci profase pertama terdiri atas 5 fase yaitu leptonema (leptoten), Zygonema (zygoten), Pachynema (pachyten), diplonema (diploten), dan diakinesis.
·         Leptonema: Stadium ini ditandai dengan dimulainya kondensasi kromosom., setiap kromosom tanpak terdiri atas dua kromatid.
·         Zygonema: Stadium ini ditandai dengan adanya kromosom homolog yang berpasangan. Kejadian ini disebut sinapsis. Setiap unit terdiri atas dua synap, dan kromosom homolog yang telah terduplikasi disebut bivalen atau tetrad. Pada fase ini terbentuk kompleks sinaptonema dimana terjadi crossing over. Crossing over dihasilkan dari pembelahan oleh endonuklease dari DNA sesuai posisi dari dua kromatid non sister yang diikuti dengan transposisi dan penggabungan kembali ujung-ujung bebas dari rantai kromosom homolog. Hasil dari crossing over adalah kombinasi gen-gen baru, dibentuk pada kromosom homolog.
·         Pachynema: Selama stadium ini, kromatid menjadi sangat jelas sebagai hasil kondensasi yang terus menerus.
·         Diplonema dan diakinesis: Stadium ini ditandai dengan terjadinya pemisahan kromosom homolog kecuali pada titik dimana chiasmata dibentuk.
2.      Metafase I
Pada fase ini apparatus spindel terbentuk seperti pada mitosis, dan tetrad berkumpul pada bidang ekuatorial atau bidang pembelahan atau lempeng metafase. Kromosom masih dalam pasangan homolognya. Mikrotubula kinetokor dari masing-masing kutub sel melekat pada satu kromosom, sementara itu mikrotubula dari kutub berlawanan menempel pada homolognya pada daerah sentromer.
3.      Anafase I
Seperti pada mitosis, alat gelendong menggerakkan kromosom ke arah kutub sel, akan tetapi kromatid saudara tetap terikat pada sentromernya dan bergerak sebagai satu unit tunggal ke arah kutub yang sama. Kromosom homolog bergerak ke arah kutub yang berlawanan. Berbeda dengan mitosis, kromosom muncul sendiri- sendiri pada lempeng metafase dan bukan dalam pasangan, dan gelendong memisahkan kromatid saudara dari masing-masing kromosom. Dengan kata lain pada miosis fase anafase I, kromosom homolog (bukan kromatid saudara) dari setiap tetrad terpisah satu dengan yang lain, dan bergerak ke kutub gelendong (spindle) yang berlawanan.
4.      Telofase I
Telofase I menghasilkan pembelahan miosis I. Kumpulan kromosom homolog pada akhirnya dipisahkan menuju kutubnya masing-masing dan terbentuk dua daerah inti yang dapat dibedakan secara jelas. Pada beberapa organisme, salut inti yang baru dibentuk, dan dekondensasi kromosom kadang-kadang terjadi.
Interkinesis adalah periode di antara akhir telofase I dan awal profase II. Periode ini biasanya sangat singkat. DNA yang dihasilkan dari dua inti pada pembelahan miosis pertama tidak mengalami replikasi selama fase interkinesis.
B. Miosis Kedua
1.      Profase II
Profase II mirip dengan profase pada pembelahan mitosis, walaupun setiap inti sel hanya memiliki setengah dari jumlah kromosom. Inti haploid dari setiap kromosom disusun atas dua kromatid saudara yang dibentuk sebelum profase I.
2.      Metafase II
Metafase dua mirip dengan metafase pada pembelahan mitosis. Pasangan kromatid bergerak ke pusat spindel dan melekat pada mikrotubula-mnikrotubula.
3.      Anafase II
Mirip dengan anafase pada pembelahan mitosis. Tetapi berbeda dengan anafase I. Pada anafase II kromatid sister terpisah satu sama lain dan bergerak menuju kutub spindel yang berlawanan.
4.      Telofase II
Telofase II mirip dengan telofase pada pembelahan mitosis. Kelompok-kelompok kromosom yang telah terpisah kembali dibungkus oleh salut inti yang baru berkembang dan kromosom mulai mengalami dekondensasi.
Miosis menghasilkan 4 sel haploid. Umumnya pada hewan dan beberap tumbuhan tinggi, miosis yang berlangsung pada jaringan reproduksi diiringi oleh pembelahan sitoplasma. Contoh pembelahan miosis adalah pembentukan gamet pada manusia.


MITOSIS


Mitosis atau pembelahan inti merupakan stadium akhir dari siklus sel dan merupakan stadium yang paling pendek, yaitu kurang lebih 10% dari keseluruhan waktu yang dibutuhkan untuk satu kali siklus.
Di dalam setiap kromosom eukariotik terdapat satu molekul DNA linear yang sangat panjang yang mewakili ribuan gen. DNA ini berkaitan dengan berbagai jenis protein yang mempertahankan struktur kromosom dan membantu mengontrol aktivitas gen. Kompleks protein-DNA yang lasim disebut kromatin diorganisasi menjadi serat yang tipis dan panjang. Setelah sel menduplikasi genomnya dalam persiapan pembelahan, kromatin ini memadat. Kromatin ini tergulung dan terlipat sangat padat sehingga terbentuk kromosom yang tebal yang dapat diamati dengan mikroskop cahaya.
Kedua kromatid yang mengandung salinan molekul DNA kromosom yang identik, mula-mula saling berlekatan satu dengan yang lain. Dalam bentuk padatnya, kromosom ini memiliki “pinggang” yang ramping pada daerah khusus yang disebut sentromer. Pada proses pembelahan sel selanjutnya, kromatid saudara dari semua kromosom ditarik saling menjauh dan dikemas kembali sebagai kumpulan lengkap di dalam dua nukleus baru, masing-masing satu pada setiap ujung sel. Mitosis, yaitu pembelahan nukleus, biasanya segera diikuti oleh sitokinesis, yaitu pembelahan sitoplasma.
Pada proses pembelahan ini, dari satu sel diperoleh dua sel anak yang memiliki informasi genetik yang equivalen dengan sel induknya.
1.      Profase
Profase merupakan transisi dari fase G2 ke fase pembelahan inti atau mitosis (M) dari siklus sel. Profase adalah stadium pertama dari mitosis.
Kromatin yang menyebar selama interfase secara perlahan-lahan terkondensasi menjadi kromosom yang mantap. Jumlah kromatin yang tepat merupakan ciri khas dari setiap species, sekalipun pada species yang berbeda dapat mempunyai jumlah kromatin yang sama. Selain itu pada profase salut inti mulai berdegenerasi dan secara perlahan-lahan inti menjadi tidak tampak, dan terjadilah pembentukan spindel mikrotubul.
Sebelum profase masing-masing kromosom mengalami duplikasi selama fase sintesis dari siklus sel. Setiap kromosom terdiri atas dua kromatid sister yang bergabung pada suatu tempat yang disebut sentromer atau kinetockor.
Pada awal profase, massa mikrotubul sitoplasma yang merupakan bagian dari sitoskeleton rusak dan membentuk kelompok molekul-molekul tubulin yang besar. Molekul-molekul tubulin digunakan kembali untuk konstruksi komponen utama aparatus mitosis atau spindel mitosis. Spindel mitosis merupakan struktur benang bipolar yang sebagian besar disusun oleh mikrotubul yang mula-mula terbentuk di luar nukleus. Pusat pembentukan spindel atau kumparan pada kebanyakan sel hewan ditandai dengan adanya sentriol. Pasangan sentriol pada sel mula-mula berduplikasi dengan suatu proses yang dimulai tepat sebelum fase sintesis.
Duplikasi menghasilkan dua pasang sentriol. Masing-masing pasangan sentriol sekarang menjadi pusat mitosis yang membentuk pusat bagi susunan mikrotubul radial yang disebut aster. Kedua aster tersebut terletak berdampingan dekat salut inti. Pada profase akhir, berkas-berkas mikrotubul polar berinteraksi diantara dua aster, mula- mula memnajang dan tanpak mendorong sentriol ke bagian sepanjang sisi salut inti. Dengan cara ini spindel mitosis bipolar terbentuk.
Spindel mitosis terdiri dari mikrotubul dan mikrofilamen yang berasosiasi dengan protein. Berdasarkan perlekatannya, spindel mitosis dibagi menjadi dua yaitu serabut-serabut bipolar yang merentang dari dua kutub spindel ke arah ekuator, dan serabut-serabut kinetokor yang melekat pada sentromer pada setiap kromatid dan merentang ke arah spindel.
2.      Prometafase
Prometafse (metafase awal) dimulai secara tiba-tiba dengan rusaknya inti yang pecah menjadi fragmen-fragmen membran yang tidak dapat dibedakan dengan potongan-potongan retikulm endoplasma. Fragmen-fragmen tersebut tetap berada disekitar kumparan atau spindel selama mitosis. Kumparan-kumparan yang terletak di luar inti sekarang dapat masuk ke daerah inti.
Pada saat prometafase, kromosom-kromosom bermigrasi ke arah pusat spindel. Gerakan tersebut disebabkan karena adanya gerakan yang beragitasi yang disebabkan oleh adanya interaksi antara benang-benang kinetokor dengan komponen-komponen lain dari spindel.
3.       Metafase
Selama metafase, sentromer dari setiap kromosom berkumpul pada bagian tengah spindel pada bidang ekuator. Pada tempat-tempat ini, sentromer-sentromer diikat oleh benang-benang spindel yang terpisah, dimana setiap kromatid dilekatkan pada kutub-kutub spindel yang berbeda. Kadang-kadang benang-benang spindel tidak berasosiasi dengan kromosom dan merentang secara langsung dari satu kutub ke kutub yang lain. Pada saat metafase, sentromer- sentromer diduplikasi dan setiap kromatid menjadi kromosom yang berdiri sendiri atau independen..
4.      Anafase
Anafase dimulai secara tiba-tiba ketika pasangan kinetochor pada masing-masing kromatid terdorong secara perlahan-lahan menuju kutub spindel. Jadi anafase ditandai dengan terjadinya pemisahan kromatid sister membentuk anak kromosom yang bergerak menuju kutub spindel yang berlawanan.
5.      Telofase
Ketika kromatid-kromatid anakan yang terpisah sampai di kutub, benang-benang kinetochor lenyap, benang-benang kumparan kembali memanjang dan salut inti yang baru kembali terbentuk disekitar masing-masing kromatid anakan. Kromosom nujkleulus tanpak kembali dan mitosis berakhir.


KANKER PARU


Tumor ganas di dalam paru-paru, kanker paru-paru adalah kanker paling umum di dunia dengan lebih dari satu juta kasus baru ditemukan setiap tahun.
            Penyebab paling sering kanker paru-paru – ditemukan dalam hampir 90 % dari seluruh kasus – adalah rokok. Dahulu, kanker paru-paru lebih sering dideritalaki-laki, karena lebih banyak laki-laki yang merokok dibandingkan wanita. Namun demikian, munculnya penyakit ini pada wanita meningkat secara cepat di akhir dekade abad ke-20. Penyakit ini juga meningkat di negara berkembang dengan penyebaran rokok dan pertumbuhan populasi. Banyak zat iritan yang terhirup saat bernafas memicu pertumbuhan sel abnormal di dalam paru-paru, tapi rokok mengandung ribuan zat karsinogen (penyebab kanker). Dalam kasus yang sangat jarang, kanker paru-paru disebabkan oleh asbes, zat kimia beracun, atau gas radioaktif radon.
Penyebab sel kanker
Partikel kecil karsinogenik di udara menghuni saluran udara dan memulai perkembangan sel kanker. Beberapa sel ini dapat melepaskan diri dan beredar dalam darah atau limfa untuk memicu pertumbuhan tumor sekunder.
Gejala kanker paru-paru
Batu yang terus-menerus biasanya adalah gejala paling awal. Karena kebanyakan orang yang menderita kanker paru-paru adalah perokok, maka biasa disebut “batuk perokok”. Gejala lain berupa berupa batuk berdarah, berat badan turun, suara serak yang terus-menerus, dan nyeri dada. Jika uji laboratorium memastikan adanya kanker paru-paru, lobektomi (pengangkatan sebuah lobus paru-paru) atau pneumonektomi (pengangkatan sebuah paru secara keseuruhan) dapat dilakukan. Ini biasanya disarankan hanya jika tumor berukuran kecil dan belum menyebar. Kemoterapi dan radioterapi dapat diberikan untuk meredakan gejala, bukan bertujuan untuk menyembuhkan penyakit.
Penyebaran kanker paru-paru

Kanker paru-paru dapat menyebar (metastasis) ke bagian tubuh lain. Metastasis ke tulang dapat menimbulkan rasa nyeri dan patah tulang; dalam otak, menyebabkan sakit kepala dan penurunan kesadaran; dan dalam hati, menyebabkan penurunan berat badan dan ikterus.

MEROKOK DAN KANKER PARU

Hasil gambar untuk KANKER PARU

Asap tembakau merupakan campuran rumit lebih dari 3.000 zat berbeda, termasuk zat stimulan adiktif nikotin, benzen, amonia, hidrogen sianida, karbon monoksida, dan tar. Elemen tar yang terbakar dalam rokok diketahui sebagai penyebab kanker (karsinogenik). Risiko terserang kanker paru-paru meningkat seiring jumlah rokok yang diisap per hari, kandungan tar, lama merokok, dan kedalaman penghirupan oleh paru-paru. Penyebab berisiko lain adalah paparan berulang oleh asap rokok orang lain yang disebut merokok pasif.
1.      Lapisan saluran udara sehat
Sel silindris bersilia kecil melapisi saluran udara sehat (bronkus). Sel basal terus-menerus membelah untuk mengganti sel silindris yang rusak secara alami.
2.      Kerusakan awal
Perlahan-lahan, sel silindris yang rusak akibat merokok menjadi sel pipih, yang lama-lama kehilangan silia mereka. Sel goblet penghasil lendir mati.
3.      Kanker dimulai
Untuk mengganti sel rusak, sel basal mulai berlipat ganda dalam kecepatan tinggi. Beberapa sel basal baru ini berkembang menjadi sel kanker.
4.      Kanker meneyebar

Sel kanker menggantikan sel-sel sehat. Jika sel ini keluar dari membran dasar, mereka dapat masuk ke pembuluh darah dan beredar ke tempat lain.

BAGAIMANA KANKER MENYEBAR? (METESTASIS)


Ciri khas tumor ganas adalah kemampuannya menyebar, tidak hanya di jaringan sekitar, tetapi juga di bagian lain.
            Penyebaran sel kanker ke bagian tubuh yang jauh disebut metastasis. Tumor awal disebut tumor primer, dan tumor yang berkembang di lokasi yang jauh dari awalnya disebut tumor sekunder atau metastases. Tumor sekunder tidak tumbuh secara acak; misalnya, kanker payudara cenderung menyebar ke tulang dan paru-paru. Untuk bermetastasis, sel kanker harus melewati berbagai halangan, seperti sel darah putih pemakan dan senjata lain sistem imun tubuh. Namun, setelah menembus jaringan sehat, sel kanker membentuk sistem darah mereka sendiri dengan menginvasi pembuluh darah yang telah ada dan dengan menghasilkan zat kimia yang merangsang pembuluh darah untuk menginfiltrasi tumor (angiogenesis). Jalur penyebaran utamanya adalah dua “jalan tol” tubuh untuk menyebarkan zat gizi dan mengangkut zat sisa; sistem darah dan limfa.
Penyebaran dengan limfa
Sistem limfatik adalah jejaring pembuluh, yang mengandung cairan limfa, dan nodus (kelenjar), yang mengandung sel darah putih. Sel kanker masuk ke dalam pembuluh limfa dan menjalar ke nodus limfa, tempat sel itu berkembang menjadi sebuah tumor; sebagian sel dapat dihancurkan oleh sistem imun, menghentikan penyebaran sementara.
1.      Pembuluh limfa ditembus
Bersamaan dengan tumbuhnya tumor primer, sel tumor menginvasi jaringan sekitar dan pembuluh kecil sistem limfatik yang biasanya tidak terletak jauh. Sel kanker masuk ke dalam cairan limfa dan membawanya ke nodus limfa terdekat.
2.      Tumor dalam nodus limfa
Cukup datu sel kanker masuk ke dalam sebuah nodus limfa untuk mulai membelah dan tumbuh menjadi sebuah tumor sekunder. Sel imun di sini dapat menghancurkan sebagian sel kanker dan menghentikan penyebaran untuk sementara.

Penyebaran dengan darah
Kanker primer sering menyerang ke tempat dengan pasokan darah banyak, seperti paru-paru dan otak. Hati khususnya adalah tempat yang sering diserang karena menerima paskan berlebih dari jantung dan dari usus melalui sistem pembuluh portal. Jika sel kanker mencapai pembuluh darah kecil, sel ini dapat masuk di antara sel dalam dinding pembuluh dan menginvasi jaringan di luar.
1.      Dinding pembuluh darah pecah
Saat tumor primer meluas dan meginfiltrasi, sebagian sel tumor merobek dinding pembuluh darah. Sel kanker dapat terlepas, dibawa oleh darah dan mengalir dalam sistem sirkulasi.
2.      Tumor sekunder terbentuk

Sel kanker sering kali lebih besar daripada sel darah merah dan terjebak dalam pembuluh darah darah sempit, jauh dari tempat asal. Di sini sel membelah, menekan ke dalam jaringan sekitar, dan membentuk tumor sekunder.

BAGAIMANA KANKER BERMULA?


BAGAIMANA KANKER BERMULA? (Hal 237)

Kanker sering kali dipicu oleh karsinogen (seperti rokok dan virus tertentu). Namun, gen cacat yang diwariskna orang tua juga berperan.
            Zat penyebab kanker – karsinogen – merusak gen (potongan DNA) khusus, disebut onkogen, yang mengatur proses hidup seperti pembelahan dan pertumbuhan sel, pemulihan gen usak, dan kemampuan sel cacat menghancurkan dirinya sendiri. Sebagian besar gen rusak diperbaiki sebagai bagian dari metabolisme normal sel. Namun, beberapa sel perlahan berubah atau bermutasi karena paparan zat karsinogenik sehingga tidak dapat melakukan fungsinya. Kerusakan onkogen dapat menyebabkan sel ini membentuk versi baru zat kimia dalam sel. Ini bekerja seperti kunci molekul atau kunci yang “menjebak”sel agar berfungsi tidak normal; akhirnya sel menjadi kanker dan membelah untuk membentuk sebuah tumor.
1.      Kerusakan akibat karsinogen
Karsinogen terus-menerus memborbardir sel akhirnya memengaruhi gen pada kromosom. Biasanya kerusakan baru pada onkogen bersifat setempat dan segera diperbaiki.
2.      Kerusakan permanen
Kerusakan onkogen dan pemulihan tetap berlanjut, tetapi setelah beberapa lama atau dengan paparan karsinogen lebih tinggi dari normal, sebagian onkogen menjadi rusak permanen.
3.      Sel menjadi kanker

Akhirnya, sejumlah onkogen berubah permanen. Fungsi utama sel tidak dapat diperbaiki dan sel “berubah” menjadi kanker.

TANDA-TANDA KANKER

Hasil gambar untuk TANDA KANKER

Kanker memang momok bagi siapa pun. Penyakit ini kadang muncul kapan saja dan bisa menyerang siapa saja tanpa menunjukkan gejala atau tanda-tanda.
Di antara sekian banyak jenis kanker, memang ada yang tidak memberikan gejala pada awal perkembangannya. Tanda-tanda biasanya baru tampak setelah kanker berkembang pesat. Padahal, dengan mewaspadai dan menemukan gejala kanker sejak dini, tentu pengobatan akan relatif menjadi lebih mudah.
Bila sudah terlambat, maka kanker dapat menyebar ke berbagai organ tubuh dan menyulitkan proses penyembuhan. Oleh karena itu, ada baiknya kita mengenali beberapa gejala kanker berikut ini. Gejala kanker sangatlah beragam dan bisa berbeda-beda pada setiap kondisi dan setiap pasien. Setidaknya ada 15 gejala kanker yang perlu Anda waspadai:

1. Perubahan pada payudara
Pada wanita khususnya, payudara adalah salah satu organ paling pribadi. Penting artinya memeriksa kondisi payudara secara berkala. Benjolan, penebalan, dan perubahan warna kulit menjadi kemerahan patut diwaspadai sebagai indikasi kanker. Rasa gatal, kulit mengelupas, atau ruam di payudara selama berminggu-minggu juga perlu diwaspadai. Perubahan lain pada kulit payudara, seperti bengkak, kulit tertarik ke dalam, atau mengerut, juga harus dicurigai sebagai gejala.
Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang meski hal ini jarang terjadi. Setiap benjolan di payudara sebaiknya perlu diwaspadai, terutama jika keluar cairan dari puting.
2. Rasa nyeri yang tidak biasa
Seiring bertambah usia, makin sering Anda rasakan sakit dan nyeri. Rasa nyeri yang terus-menerus dan tidak biasa bisa merupakan tanda kanker. Terlebih lagi, nyeri ini bukan disebabkan luka atau sakit yang pernah dirasakan sebelumnya.
3. Perubahan pada testis
Kanker testis/buah pelir sering muncul pada pria usia 20-39 tahun. Setiap perubahan ukuran pada testis, baik membesar maupun mengecil, harus tetap diwaspadai. Begitu pula jika terjadi pembengkakan atau perasaan berat di skrotum. Kadang kanker testis bisa berkembang sangat cepat sehingga akan lebih baik jika Anda mengetahuinya sedini mungkin.
4. Perubahan pada kelenjar getah bening
Jika Anda menyadari ada benjolan atau pembengkakan, baik di ketiak maupun leher atau di mana saja, maka waspadalah! Terlebih lagi jika benjolan itu membesar dari hari ke hari dan berlangsung lama bahkan hingga lebih dari satu bulan.
5. Demam
Selain menandai beragam penyakit seperti radang paru, tenggorokan, dan infeksi, demam juga bisa menandai adanya kanker. The American Cancer Society menyatakan, demam adalah salah satu gejala yang terjadi pada kanker darah stadium awal, khususnya leukemia atau limfoma. Sering kali, demam muncul ketika kanker sudah menyebar ke organ tubuh lainnya.
6.  Berat badan turun dratis tiba-tiba
Penurunan berat badan yang tiba-tiba (lebih dari 10 persen berat badan) dan di luar dugaan tanpa upaya tersendiri dalam waktu singkat perlu diwaspadai. Biasanya penurunan bobot secara drastis ini berkaitan dengan kanker kolon atau kanker organ pencernaan lainnya.
7. Gangguan nyeri perut dan depresi
Setiap pria yang mengalami gangguan nyeri perut disertai depresi perlu diperiksa lebih lanjut karena para ahli menemukan adanya hubungan antara depresi dengan kanker pankreas.
8. Lelah berlebihan
Seperti halnya demam, lelah berlebihan yang tidak membaik dengan istirahat juga bisa menjadi salah satu gejala kanker. Biasanya kondisi ini timbul setelah kanker berkembang, meski bisa terjadi juga pada fase dini seperti pada leukemia atau kanker usus besar.
9. Batuk tak kunjung sembuh
Batuk selalu dikaitkan dengan flu dan alergi. Akan tetapi, batuk terus-menerus dalam periode lama, sekitar tiga atau empat minggu, harus diperhatikan karena bisa merupakan gejala kanker atau pertanda adanya masalah lain, seperti radang paru-paru kronis.
10. Sulit menelan
Jangan pernah menyepelekan kondisi ini. Kesulitan menelan makanan atau selalu merasa ada yang tersangkut di kerongkongan bisa saja menandai adanya kanker pada saluran pencernaan, seperti kanker esofagus.
11. Perubahan pada kulit
Anda harus memperhatikan bukan hanya perubahan di tahi lalat, melainkan juga pigmentasi kulit. Perdarahan di kulit atau kulit yang mengelupas hebat dalam waktu beberapa minggu dan tidak hilang bisa merupakan salah satu pertanda kanker kulit.
12. Terjadi perdarahan di tempat yang tidak seharusnya
Kapan pun Anda melihat adanya darah dari bagian tubuh yang tidak seharusnya, seperti batuk atau muntah darah, perdarahan di feses dan urine, saatnya menemui dokter dan mengetahui penyebabnya sesegera mungkin karena bisa saja kanker penyebabnya.
13. Perubahan di mulut
Jika Anda merokok atau mengunyah tembakau, waspadalah bila ada bercak putih di dalam mulut, atau titik putih yang tidak hilang di lidah, karena ini merupakan tanda leukoplakia (area tempat kanker berada sebelum muncul), yang bisa saja menjadi kanker mulut jika terus menerus iritasi.
14. Problem saat berkemih
Bertambahnya usia seorang pria, problem saat berkemih menjadi makin sering dialami. Bisa terjadi perasaan tidak lampias saat berkemih, ketidakmampuan menahan kencing, bahkan frekuensi kencing yang semakin sering. Waspadalah jika keadaan ini tidak membaik dan bertambah parah karena bisa merupakan pertanda kanker, meski pembesaran prostat di usia lanjut juga bisa menjadi penyebabnya.
15. Gangguan pencernaan
Gangguan pencernaan yang terus-menerus dan berulang-ulang bisa saja merupakan indikasi adanya kanker pada esofagus, tenggorokan, atau perut. Khususnya pada wanita, rasa kembung yang tak biasa disertai perut membesar sehingga sering merasa kenyang dan tak bisa makan patut diwaspadai sebagai gejala kanker ovarium. 


Diberdayakan oleh Blogger.