KELENJAR TIROID

Hasil gambar untuk kelenjar tiroid

Kelenjar tiroid yang berbentuk dasi kupu-kupu mengandung dua jenis sel sekretorik endokrin:
1.      Sel folikel, yang menghasilkan hormon yang mengandung iodioda, T4 (tiroksin atau tetraiodotironin) dan T3 (tri-iodotironin) yang secara kolektif dikenal sebagai hormon tiroid.
2.      Sel C, yang menyintesis hormon pengatur Ca2+, kalsitonin.
Sebagian besar tahap dalam sintesis hormon tiroid berlangsung di molekul besar trioglobulin di dalam koloid, suatu lokasi lokasi ekstrasel “inland” yang terletak di bagian interior folikel tiroid. Iodium makanan ditranspor sebagai iodida (I-) oleh pompa iodida (suatu simporter dependen-energi) dari darah ke dalam sel folikel. Dari sel folikel, iodioda memasuki koloid tempai iodida mengiodinasi asam amino tirosin dalam triglobulin, menghasilkan monoiodotironin (MIT) dan di- iodotironin (DIT). Penggabungan MIT dan DIT menghasilkan T3; penggabungan dua DIT menghasilkan T4. Hormon tiroid disekresikan melalui proses fagositosis sekeping koloid oleh sel folikel yang menyebabkan pembebasan T4 dan T3, yang masuk ke dalam darah.
Hormon tiroid adalah penentu utama laju metabolik basal tubuh. Dengan mempercepat laju metabolik, hormon ini meningkatkan produksi panas. Hormon tiroid juga meningkatkan kerja katekolamin simpatis dan merupakan hormon yang esensial bagi pertumbuhan normal dan bagi perkembangan dan fungsi sitem saraf.
Sekresi hormon tiroid diatur oleh sistem umpan-balik negatif antara TRH hipotalamus, TSH hipofisis anterior, dan T3 dan T4 kelenjar tiroid. Lengkung umpan-balik ini mempertahankan kadar hormon tiroid relatif konstan. Pajanan dingin pada neonatus adalah satu-satunya masukan ke hipotalamus untuk meninkatkan TRH dan dengan demikian, sekresi hormon tiroid.

      

KELENJAR ADRENAL

Hasil gambar untuk kelenjar adrenal

Masing-masing  (dari sepasang) kelenjar adrenal terdiri dari dua organ endokrin berbeda, korteks adrenal di sebelah luar yang menghasilkan steroid dan medula adrenal di sebelah luar yang menghasilkan steroid dan adrenal di sebelah dalam yang menghasilkan katekolamin.
Setiap  hormon steroid dihasilkan dari modifikasi bertahap kolesterol melalui enzim spesifik yang terdapat di kelenjar endokrin steroidogenik tertentu. Korteks adrenal memiliki berbagai enzim untuk menghasilkan tiga kategori hormon steroid: mineralokortikoid (terutama aldosteron), glukokortikoid (terutama kortisol), dan hormon seks adrenal (terutama androgen lemah, yaitu dehidroepiandrostenedion).
Aldosteron mengatur keseimbangan Na+ dan K+ dan penting untuk homeostasis tekanan darah, yang dicapai secara sekunder oleh efek osmotik Na+ dalam mempertahankan volume plasma, suatu efek yang menyelamatkan nyawa. Kontrol sekresi aldosteron berkaitan dengan keseimbangan Na+ dan K+ serta dengan regulasi tekanan darah dan tidak dipengaruhi oleh ACTH. Aldosteron dikontrol oleh sistem renin-angiotensin-aldosteron (SRAA) dan oleh efek langsung K+ pada korteks adrenal.
Kortisol membantu mengatur metabolisme bahan bakar dan penting dalam adaptasi stres. Hormon ini meningkatkan kadar glukosa, asam amino, dan asam lemak darah serta menyisakan glukosa untuk digunakan oleh otak yang dependen-glukosa. Molekul-molekul organik yang dimobilisasi ini tersedia untuk digunakan sebagai sumber energi atau untuk memperbaiki jaringan yang rusak. Sekresi kortisol diatur oleh lengkung umpan-balik negatif yang melibatkan CRH hipotalamus dan ACTH hipofisis. Sters adalah perangsang paling kuat untuk meningkatkan aktifitas aksis CRH-ACTH-kortisol. Kortisol juga memperlihatkan irama diumal khas.
Dehidroepiandrostenedion (DHEA) mengatur dorongan seks dan pertumbuhan rambut pubis dan aksila pada wanita. DHEA tidak memiliki efek yang nyata pada laki-laki, yang terkalahkan efeknya oleh testosteron. DHEA berada di bawah kontrol CRT-ACTH, tetapi menimbulakan umpan-balik negatif ke lengkung gonadotropin.

Medula adrenal terdiri dari neuron-neuron pascaganglion simpatis yang telah mengalami modifikasi yang disebut sel kromafin, yang mengeluarkan katekolamin epinefrin ke dalam darah sebagai respons terhadap stimulasi simpatis. Epinefrin memperkuat efek sistem saraf simpatis dalam menghasilkan respons “berjuang-atau-lari” dan dalam mempertahankan tekanan darah arteri. Epinefrin juga meningkatkan glukosa dan asam lemak darah. Perangsang utama peningkatan sekresi epinefrin adalah pengaktifan sistem simpatis oleh stres.

PERISTIWA MEKANIS SIKLUS JANTUNG

Hasil gambar untuk MEKANIS SIKLUS JANTUNG


Siklus jantung terdiri dari tiga peristiwa penting, yaitu:
1.    Pembentukan aktivitas listrik sewaktu jantung secara otoritmis mengalami depolarisasi dan repolarisasi.
2.     Aktivitas mekanis terdiri dari periode sistol (kontraksi dan pengosongan) dan diastol (relaksasi dan pengisian) bergantian, yang dipicu oleh siklus listrik ritmis.
3.  Aliran darah yang terarah melalui rongga-rongga jantung dituntun oleh pembukaan dan penutupan katup yang dipicu oleh perubahan tekanan yang dihasilkan oleh aktivitas mekanis.
Kurva tekanan atrium tetap rendah di sepanjang siklus jantung, dengan hanya fluktuasi ringan (normalnya bervariasi antara 0 dan 8 mmHg). Kurva tekanan aorta tetap tinggi sepanjang waktu, dengan fluktuasi moderat (normalnya bervariasi antara tekanan sistolik 120 mm Hg dan tekanan diastolik 80 mm Hg). Kurva tekanan ventrikel berfluktuasi drastis karena tekanan ventrikel harus di bawah tekanan atrium yang rendah sewaktu diastol agar katup AV membuka dan ventrikel terisi, dan untuk memaksa katup aorta terbuka agar ventrikel dapat mengosongkan isinya, tekanan harus di atas tekanan aorta yang tinggi selama sistol. Karena itu, tekann ventrikel dalam keadaan normal bervariasi dari 0 mm Hg sewaktu diastol hingga sedikit diatas 120 mm Hg sewaktu sistol. Selama periode kontraksi ventrikel isovolumerik dan relaksasi, tekanan ventrikel berada di atas tekanan atrium yang rendah dan di bawah tekanan aorta yang tinggi, sehingga semua katup tertutup dan tidak ada darah yang masuk dan meninggalkan ventrikel.
Volume diastolik akhir (VDA) adalah jumlah darah di ventrkel ketika pengisian tuntas pada akhir diastol. Volume sistolik akhir (VSA) adalah jumlah darah yang tersisa di ventrikel ketika penyemprotan darah selesai pada akhir sistol. Isi sekuncup adalah jumlah darah yang di pompa keluar oleh masing-masing ventrikel setiap kali berdenyut.
Penutupan katup menimbulkan dua bunyi jantung normal. Bunyi jantung pertama disebabkan oleh penutupan katup AV dan menandakan awitan sistol ventrikel. Bunti jantung kedua disebabkan oleh penutupan katup aorta dan pulmonaris pada awitan diastol.
Gangguan fungsi katup menyebabkan tuberkulasi aliran darah, yang terdengar sebagai bising jantung. Kelainan katup dapat berupa stenosis dan tidak membuka sempurna atau insufisiensi dan tidak menutup sempurna.

TIPE DASAR RESPON IMUN

Hasil gambar untuk respon imun seluler dan humoral

Adanya sel asing atau antigen di tubuh merangsang suatu rangkaian reaksi yang sangat kompleks. Rangkaian ini menyebabkan pembentukan antibodi, yang berikatan dengan antigen, atau stimulasi sel-sel yang menghancurkan sel asing tersebut. Sel B dan sel T berespons terhadap antigen dengan cara berberda. Di dalam tubuh terdapat dua jenis respon imunologik yang saling berkaitan, dimana keduanya dipicu oleh antigen.
            Pada respon imun selular (diperantarai sel), sel T terangsang oleh keberadaan antigen di permukaan sel penyaji antigen. Limfosit T berproliferasi dan mengeluarkan sitokin. Sinyal kimiawi ini merangsang sel T lainnya, sel B, dan sel T sitotoksik. Dengan aktivasi dan pengikatan pada sel sasaran, sel T sitotoksik menghasilkan molekul-molekul protein yaitu perforin, yang melubangi membran sel sasaran sehingga sel tersebut mati. Sel T sitotoksik juga menghancurkan sel asing dengan melekat pada sel dan memicu apoptosis atau kematian sel yang terprogram. Limfosit aktif kemudian menghancurkan mikroorganisme asing, parasit, sel tumor, atau sel yang terinfeksi virus. Sel T juga dapat menyerang secara tidak langsung dengan mengaktifkan sel B atau makrofag sistem imun. Sel T menimbulkan proteksi imun spesifik tanpa mengeluarkan antibodi.

            Pada respon imun humoral, terpajannya sel B terhadap antigen memicu proliferasi dan transformasi beberapa sel B menjadi sel plasma (plasmocytus). Sel plasma, selanjutnya mengeluarkan antibodi spesifik ke dalam darah dan limfe yang mengikat, menginaktifkan, dan menghancurkan bahan asing atau antigen spesifik. Aktivasi dan proliferasi sel B terhadap sebagian besar antigen memerlukan bantuan sel T penolong yang berespon terhadap antigen yang sama dan pembentukan sitokin tertentu. Adanya sel B, sel plasma, dan antibodi di dalam darah dan limfe adalah dasar respons imun humoral.

ORGAN LIMFOID: LIMFONODUS, LIMPA, TIMUS

Hasil gambar untuk ORGAN LIMFOID
Gambaran umum memperlihatkan distribusi sistem limfoid di tubuh dan struktur umum dua organ limfoid berkapsul, limfonodus dan limpa (lien). Kapsul jaringan ikat membungkus limfonodus dan membentuk trabekula ke dalam nodus. Setiap limfonodus mengandung korteks di bagian luar dan meduladi bagian dalam. Korteks ditandai oleh anyaman serat retikular dan agregasi limfosit bulat tidak berkapsul yang disebut nodulus limfoid. Beberapa nodulus limfoid memperlihatkan daerah sentral berpulas lebih terang yaitu pusat germinal (centrum germinativum). Medula mengandung korda medularis dan sinus medularis. Korda medularis adalah anyaman serat retikular yang terisi oleh sel plasma, makrofag, dan limfosit yang dipisahkan oleh saluran mirip kailer yaiu sinus medularis. Limfe termasuk ke limfonodus melalui pembuluh limfe eferen (vas lymphaticum efferens) yang menembus kapsul di permukaan konveks. Limfe mengalir melalui sinus medularis dan keluar dari limfonodus di sisi berlawanan melalui pembuluh limfe eferen (vas lymphaticum efferens).
            Limpa (lien) adalah suatu organ limfoid besar dengan banyak pembuluh darah. Limpa dibungkus oleh kapsul jaringan ikat yang membagi bagian dalamnya menjadi kompartemen-kompartemen tidak sempurna yaitu pulpa limpa (pulpa lienalis). Pulpa putih (pulpa alba) terdiri dari agregasi limfoid berwarna gelap atau nodulus limfoid yang mengelilingi pembuluh darah yaitu arteri sentralis. Pulpa putih terletak di dalam pulpa merah yang kaya merah. Pulpa merah (pulpa rubra) terdiri dari korda limpa dan sinusoid limpa (darah). Korda limpa (chorda splenica) mengandung anyaman serat retikular yang ditemukan makrofag, limfosit, sel plasma, dan berbagai sel darah. Sinus limpa (vas sinusodium splenicum) adalah saluran darah saling berhubungan yang mengalirkan darah limpa ke dalam sinus yang lebih besar dan meninggalkan limpa melalui vena lienalis.

            Kelenjar timus (thymus) adalah organ limfoepidtelial lunak berlobulus yang terletak di mediastinum anterior bagian atas dan bagian bawah leher. Kelenjar ini paling aktif pada masa anak-anak, dan setelah itu mengalami involusi secara perlahan; pada orang dewasa, organ ini terisi oleh jaringan lemak. Kelenjar timus dibungkus oleh kapsul jaringan ikat, dan dibawahnya terdapat korteksberwarna gelap dengan banyaknya anyaman ruang yang saling berhubungan. Ruang-ruang ini kemudian ditempati oleh limfosit imatur yang pindah ke tempat ini dari jaringan hemopoietik untuk mengalami pematangan dan diferensiasi. Sel epitel kelenjar timus membentuk jaringan penunjang struktural untuk limfosit yang populasinya terus bertambah. Pada medula yang berwarna lebih muda, sel epitel membentuk kerangka kasar yang mengandung sedikit limfosit dan gelungan sel epitel yang bergabung untuk membentuk corpusculum thymicum (hassall).

KOMPONEN PLASMA DARAH

Hasil gambar untuk plasma darah


Sel darah diedarkan oleh plasma darah, suatu cairan yang jumlahnya kurang lebih 55% dari volume total darah dan terdiri atas 90% air. Plasma darah mengandung berbagai zat penting.

1.      Protein plasma
Seperti albumin (menghentikan air merembes ke jaringan), fibrinogen (membantu pembekuan darah), dan globulin (seperti antibodi).

2.      Elektrolit
Sebagian besar garam mineral, membentuk ion bila dilarutkan, terutama natrium, klorida, kalium, kalsium, dan fosfat.

3.      Hormon
Seperti insulin dan glukagon (mengatur kadar gula darah), hormon tiroid (mengatur kecepatan metabolisme sel), dan hormon seks.

4.      Zat gizi
Seperti glukosa (sebagai energi), asam amino, dan lipid, seperti kolesterol dan trigliserida (sebagai komponen sel dan energi).

5.      Zat sisa
Seperti karbon dioksida, asam laktat, kreatinin, dan asam uric (asam urat). Zat-zat ini dikeluarkan dari tubuh oleh ginjal.

TAHAPAN KELAHIRAN BAYI

Hasil gambar untuk kelahiran bayi

Titik puncak dari kehamilan dan persalinan yaitu kelahiran bayi dan plasenta, melibatkan urutan kejadian rumit yang pada akhirnya memisahkan anak dari ibu, memungkinkan dimulainya hubungan berdiri sendiri.
Tahapan Kelahiran
Kontraksi pertama persalinan mulai sebagai respon sekresi hormon dan dalam tahap pertama persalinan, kontaksi uterus menarik serviks sampai hampir menjadi selebar jaringan tipis dan terbuka penuh sampai sekitar 10 cm. membran kantong amnion yang melindungi janin dalam uterus pecah, proses ini disebut pecah ketuban. Tahap kedua, yaitu kelahiran bayi, melibatkan usaha bersama kontraksi ibu dan pergeseran posisi bayi untuk memasukkan kepalanya yang besar melewati saluran lahir, lalu lahir ke dunia luar. Setelah bayi dilahirkan serta tali pusat dijepit dan dipotong, proses kelahiran memasuki tahap ketiga, yaitu kelahiran plasenta, yang sering kali dibantu dengan tarikan lembut tali pusat oleh bidan atau dokter spesialis kebidanan.
1.      Dilatasi serviks
Kelahiran dimulai saat serviks sudah terbuka penuh. Bayi memutar ke arah tulang belakang ibu sehingga bagian terbesar tengkorak kepala bayi segaris dengan bagian terluas pelvis ibu. Saat bayi menarik dagunya ke dalam, ia mulai bergerak keluar dari uterus dan menuju vagina, yang telah teregang untuk mengakomodasi kepala bayi.
2.      Turun melalui jalan lahir
Saat bayi turun melalui jalan lahir, puncak kepala pertama kali tampak. Tahap ini disebut “crowning”, dan bayi biasanya telah berputar kembali, menghadap anus ibu kali ini sehingga kepala yang muncul dapat menyesuaikan diri dengan lengkungan vagina yang sangat teregang. Kelahiran segera terjadi di titik ini.
3.      Kelahiran bayi
Saat kepala bayi muncul dari tubuh ibu, bidan memeriksa apakah tali pusat mengelilingi leher bayi. Lendir dibersihkan dari hidung dan mulut bayi sehingga bayi dapat bernafas. Bayi berputar kembali sehingga bahunya dapat keluar dengan mudah, satu bahu diikuti segera oleh yang lainnya.
4.      Kelahiran plasenta
Uterus tetap berkontraksi ringan segera setelah bayi lahir, menutup rapat pembuluh darah yang masih mengeluarkan darah. Plasenta terpisah dari lapisan uterus dan dikeluarkan dengan menarik tali pusat secara lembut sambil menekan bagian bawah perut. Pemberian obat hormon bisa dilakukan untuk mempercepat proses ini.
Diberdayakan oleh Blogger.